April 2, 2025

Unkind – Ragam Seni Terbaik Di Dunia

Seni dengan bermacam ragam dan budaya tersaji lengkap bersama suguhan yang menarik disini

2025-02-27 | admin8

Sejarah Tari Jaipong dan Keunikan yang Terkandung di Dalamnya

Tari Jaipong adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Karawang, Jawa Barat, yang kini telah dikenal luas hingga mancanegara. Tarian ini dikenal dengan gerakan yang penuh energi, lincah, serta kostum yang memikat. Meskipun sering dipentaskan di berbagai acara internasional, banyak orang yang belum mengetahui lebih dalam tentang sejarah, keunikan, dan filosofi di balik tari Jaipong. Berikut adalah ulasan lengkap mengenai tari Jaipong yang perlu Anda ketahui.

Asal-usul Tari Jaipong

Tari Jaipong tidak muncul begitu saja tanpa sejarah yang panjang. Mengutip informasi dari situs Kemendikbud, tari ini pertama kali dikembangkan oleh H. Suwanda, seorang maestro kendang asal Karawang yang sangat kreatif. Pada tahun 1976, Suwanda mulai menggabungkan situs slot bet 200 elemen-elemen dari seni tradisional Karawang seperti pencak silat, wayang golek, ketuk tilu, ronggeng, dan topeng banjet. Gabungan ini menciptakan tari baru yang unik, yang dikenal dengan nama Jaipong.

Pada tahun yang sama, Gugum Gumbira, seorang seniman Sunda asal Bandung, terpesona dengan tari karya H. Suwanda. Gugum kemudian mengajak Suwanda untuk bergabung dengan Jugala Grup, sebuah grup seni Sunda yang dipimpinnya. Kolaborasi antara keduanya menghasilkan koreografi yang semakin memperkuat eksistensi tari Jaipong, yang mulai dikenal luas di Bandung dan akhirnya mendunia.

Baca Juga : https://unkind.info/sejarah-tari-jaipong-dan-keunikan-yang-terkandung-di-dalamnya/

Keunikan Tari Jaipong

Tari Jaipong memiliki berbagai keunikan yang membuatnya menonjol di antara seni tari tradisional lainnya. Berikut beberapa ciri khas dari tari ini:

1. Gabungan Berbagai Unsur Kesenian

Salah satu keunikan utama dari tari Jaipong adalah koreografinya yang menggabungkan berbagai seni tradisional, seperti pencak silat, wayang golek, ketuk tilu, ronggeng, dan topeng banjet. Dengan mengombinasikan berbagai unsur tersebut, tari Jaipong mampu menciptakan gerakan yang lincah, energik, dan penuh semangat, meskipun dibawakan oleh seorang penari wanita.

Baca Juga : https://unkind.info/seni-kriya-pengertian-sejarah-fungsi-dan-jenisnya/

2. Asal Nama yang Unik

Nama “Jaipong” berasal dari suara gendang yang terdengar “blaktingpong” saat Gugum Gumbira menyaksikan pementasan tari ini. Suara tersebut akhirnya diubah menjadi “Jaipong,” yang kini menjadi nama tari yang mendunia.

3. Menembus Batas Negara

Tari Jaipong tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga telah dipentaskan di berbagai negara oleh KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia). Mulai dari Asia hingga Eropa dan Amerika, tari Jaipong telah menarik perhatian banyak orang dan mempengaruhi budaya internasional. Banyak masyarakat luar negeri yang tertarik untuk mempelajari gerakan tari ini.

Fungsi dan Filosofi Tari Jaipong

Pada awal kemunculannya, tari Jaipong hanya difungsikan sebagai hiburan bagi masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu, tari ini telah menjadi simbol identitas budaya Jawa Barat. Tari Jaipong kini sering dipentaskan dalam berbagai acara penting, seperti festival budaya dan perayaan besar.

Tari Jaipong memiliki filosofi yang sangat mendalam. Tarian ini menggambarkan karakter wanita Sunda yang energik, bersemangat, gesit, dan penuh keberanian. Tarian ini juga mencerminkan bagaimana wanita Sunda mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi kehidupan dan berani menyuarakan pendapat mereka. Selain itu, tari ini mengajarkan nilai-nilai kerja keras, semangat juang, dan keteguhan hati.

Share: Facebook Twitter Linkedin
2025-02-27 | admin8

Seni Kriya: Pengertian, Sejarah, Fungsi, dan Jenisnya

Seni kriya merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang memiliki kekayaan tradisi dan keindahan. Banyak hasil seni kriya yang memiliki nilai jual tinggi dan digunakan sebagai produk kerajinan tangan yang bernilai seni. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lebih rinci mengenai pengertian, sejarah, fungsi, serta jenis-jenis seni kriya.

Pengertian Seni Kriya

Seni kriya adalah cabang seni rupa yang melibatkan keterampilan tangan dalam membuat benda atau objek yang memiliki nilai estetika dan fungsi. Benda-benda yang dihasilkan melalui seni kriya biasanya berupa karya kerajinan tangan seperti slot gacor server jepang ukiran kayu, anyaman, topeng, dan sebagainya.

Makna Kriya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Kata “kriya” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “karya” atau “kerja”. Dalam KBBI, kriya diartikan sebagai pekerjaan atau kerajinan tangan, atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah “craft”. Kriya merupakan kegiatan kreatif yang menghasilkan benda dengan keterampilan tangan, baik yang memiliki nilai guna maupun yang bersifat murni sebagai karya seni.

Pengertian Seni Kriya Menurut Para Ahli

Beberapa ahli juga memberikan pandangan mereka mengenai pengertian seni kriya:

  1. Timbul Haryono menyatakan bahwa seni kriya adalah cabang seni yang lebih menekankan pada keterampilan tangan dalam proses pengerjaannya, sehingga menghasilkan benda atau objek dengan nilai seni.

  2. Gustami menjelaskan bahwa seni kriya adalah karya seni yang memiliki karakteristik unik dan nilai estetika, simbolik, filosofis, dan fungsional. Seni ini didukung oleh keterampilan tinggi dalam pengerjaannya dan tergolong dalam seni adiluhung.

  3. Soedarso Sp menjelaskan bahwa seni kriya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti pekerjaan atau pembuatan, dan dalam kamus Winter, arti kata ini adalah “membuat”.

  4. I Made Bandem menyatakan bahwa seni kriya berasal dari kata kriya, yang dalam bahasa Indonesia berarti pekerjaan atau keterampilan tangan.

Baca Juga : https://unkind.info/mengenal-pengertian-seni-rupa-tiga-dimensi-perkembangan-jenis-dan-mediumnya/

Sejarah Seni Kriya

Seni kriya sudah ada sejak zaman kuno dan memiliki akar tradisi yang kuat di nusantara. Pada zaman klasik, seni kriya menjadi media utama seni di Indonesia dan berkembang seiring dengan perjalanan sejarah. Seni kriya pada masa itu berfungsi tidak hanya sebagai karya seni adiluhung, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai budaya, filosofis, dan simbolik.

Seiring berjalannya waktu, seni kriya terus berkembang dan banyak dipengaruhi oleh kebutuhan dan inovasi teknologi. Saat ini, seni kriya tidak hanya terbatas pada benda yang memiliki nilai guna, tetapi juga sebagai karya seni murni yang mengekspresikan keindahan dan keterampilan.

Fungsi Seni Kriya

Seni kriya memiliki beberapa fungsi utama, yaitu:

  1. Fungsi Estetika: Sebagai karya seni, seni kriya memberikan nilai keindahan dan keunikan pada setiap hasil kerajinan.
  2. Fungsi Fungsional: Banyak benda seni kriya yang dihasilkan memiliki fungsi praktis, seperti peralatan rumah tangga, aksesori, atau perhiasan.
  3. Fungsi Simbolik dan Filosofis: Seni kriya sering kali mengandung simbolisme yang mendalam, mengungkapkan nilai-nilai budaya dan filosofis yang ada di masyarakat.
  4. Fungsi Ekonomi: Produk-produk seni kriya dapat menjadi komoditas yang memiliki nilai jual tinggi dan menjadi mata pencaharian bagi banyak orang.

Jenis-Jenis Seni Kriya

Beberapa jenis seni kriya yang populer dan masih banyak dipraktikkan di Indonesia antara lain:

  1. Ukiran Kayu: Kriya ini melibatkan seni memahat atau mengukir kayu untuk membuat berbagai bentuk hiasan atau benda fungsional seperti patung, relief, dan furniture.
  2. Anyaman: Anyaman adalah seni kriya yang menggunakan bahan-bahan seperti rotan, bambu, daun, atau tali untuk membuat berbagai produk seperti tas, tikar, atau keranjang.
  3. Topeng: Pembuatan topeng merupakan salah satu seni kriya yang sering digunakan dalam pertunjukan seni tradisional. Topeng dibuat dengan keterampilan tinggi untuk menciptakan ekspresi wajah yang menggambarkan karakter atau makhluk tertentu.
  4. Keramik: Seni kriya keramik melibatkan pembentukan dan pembakaran tanah liat untuk membuat berbagai benda seperti vas, pot, atau alat makan.

Seni kriya adalah cabang seni rupa yang sangat kaya akan budaya dan tradisi. Melalui keterampilan tangan yang tinggi, seni kriya mampu menghasilkan karya yang tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga nilai guna dan fungsional. Seni ini terus berkembang dan menjadi bagian integral dari kebudayaan Indonesia, memberikan kontribusi besar baik dalam bidang seni, ekonomi, maupun kehidupan sehari-hari.

Jika Anda tertarik untuk mendalami lebih dalam tentang seni kriya, banyak referensi dan buku yang dapat membantu Anda memahami lebih jauh tentang teknik dan tradisi seni ini.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Dari Segi Seni Ragam
2025-02-23 | admin9

Mengenal pengertian seni rupa tiga dimensi, perkembangan, jenis, dan mediumnya

Sebelumnya, kita telah membahas tentang sejumlah media seni rupa dua dimensi, merupakan lukisan, drawing, dan cetak grafis. Kali ini, kita akan menelusuri ragam media seni rupa lainnya, merupakan wujud karya tiga dimensi (3D).

Secara awam, perbedaan mencolok dari karya-karya seni rupa tiga dimensi dibanding dua dimensi, merupakan eksistensi tinggi, lebar, dan panjang yang membuatnya dapat mengokupasi ruang jasmani dan dapat dipandang dari seluruh sudutnya. Sedangkan, karya seni rupa dua dimensi terdiri dari gambar yang dihasilkan di atas permukaan datar, membuatnya cuma dapat dinikmati dari tinggi, dan lebarnya.

Lantas, apa saja ragam karya-karya seni dengan wujud tiga dimensi? Bagaimana ragam teknik yang diaplikasikan penggiat seni? Serta, seperti apa perkembangannya dari masa ke masa? Simak selengkapnya dalam tulisan ini.

Menginformasikannya rupa tiga dimensi: Perkembangan, ragam, dan mediumnya

Format Artdex, ragam media seni rupa tiga dimensi tradisional seperti patung dan relief telah ada sejak awal dari peradaban, dan menjadi bukti dari kebutuhan berekspresi manusia.

Selain paling awam dari karya seni tiga dimensi merupakan patung, tapi perkembangan pesat seni sebagai ekspresi pemikiran individu di abad ke-20 telah melahirkan bermacam-macam wujud baru dalam media yang satu ini. Salah satunya terlihat dalam seni instalasi dan performans yang jadi varian baru seni rupa 3D di era kontemporer.

Menariknya, mengabarkannya AMUSING PLANET, salah satu obyek seni rupa tiga dimensi pertama yang pernah ditemukan berbentuk patung dan berasal dari 230.000 tahun sebelum masehi.

Patung kecil bernama “Venus of Berekhat Ram” itu ditemukan pada 1981 di tengah ekskavasi di tepi Danau Ram, di Dataran Tinggi Golan yang berlokasi di antara Negara Suriah dan Israel.

Bentuknya “Venus of Berekhat Ram”, ada sederet patung kecil sejenis lainnya yang ditemukan di bermacam-macam komponen Benua Eropa. Berdasarkan disinyalir menyerupai perempuan, yang dipercaya menjadi simbol kesuburan perempuan, serta diaplikasikan untuk bermacam-macam ritual dan upacara adat.

Di sisi lain, wujud karya tiga dimensi juga terus berkembang selama peradaban kuno, seperti Mesir kuno yang mengaplikasikan paham karya ini pada monumen Sphinx.

Lalu, Yunani kuno mendekorasi bangunan Parthenon dengan bermacam-macam patung, sampai perkembangan agama Hindu dan Buddha di India yang menuangkan kisah kepercayaannya melalui bermacam-macam relief dan patung.

Baca Juga : Barang Sederhana ini disulap jadi Karya Seni yang Cantik

Patung

Akhirnya laporan Artdex, patung-patung kecil yang dipahat secara kasar hal yang demikian menjadi model dari upaya para leluhur untuk menuangkan ekspresi kepercayaan mereka ke wujud jasmani, karya seni. Biasanya, patung, menjadi wujud seni rupa tiga dimensi yang paling populer diaplikasikan masyarakat terdahulu.

Sedangkan, selain dari mineral batuan, patung terdahulu terbuat dari kayu atau logam yang diolah mengikuti wujud manusia, binatang, malahan motif abstrak.

Relief

Berbeda dengan patung yang seluruh sisinya diolah untuk menghasilkan sebuah wujud utuh, relief jadi elemen latar dari karya seni yang lebih besar, khususnya bangunan. Relief yang lazimnya diolah dari ukiran maupun pahatan ini, dapat dijumpai di permukaan candi, kuil, monumen, dan daerah bersejarah lainnya.

Sedangkan Indonesia sendiri, kita dapat melihat bermacam-macam relief dalam bermacam-macam candi termasuk Borobudur yang membuktikan kehidupan sang Buddha dan ajaran-ajarannya.

Semasa perkembangan media seni rupa yang satu ini, para penggiat seni telah mengoptimalkan bermacam-macam ragam teknik seni rupa tiga dimensi yang diaplikasikan untuk mengolah material seperti batu, kayu, logam, atau tanah liat, malahan kaca, demi menjadikannya obyek seni yang diinginkan.

Berikut merupakan model dari teknik yang diaplikasikan para penggiat seni untuk karya 3D:

1. Ukiran Batu atau Kayu

Berikutnya teknik seni patung ukiran, penggiat seni lazimnya menghilangkan sejumlah komponen dari material yang diolahnya untuk mendapat wujud yang diinginkan.

2. Cor Logam

Melalui, teknik cor lazimnya diaplikasikan untuk mengolah bahan dasar logam. Material https://www.braxtonatlakenorman.com/ hal yang demikian dilelehkan ke dalam cetakan yang telah disiapkan, untuk membuat komposisi patung baru. Salah satu ragam logam paling populer yang diaplikasikan pematung merupakan tembaga.

3. Las Logam

Bagi karya-karya yang terbuat dari modul-modul logam terpisah, teknik las menjadi cara akurat untuk menggabungkan antar fragmen sebuah karya. Berikutnya pengelasan, dua atau lebih komponen logam dapat disatukan.

4. Teknik Seni Kaca

Bagi pembentukkan karya seni berbahan dasar kaca, banyak teknik yang awam diaplikasikan penggiat seni. Teknik- teknik itu memanfaatkan permainan suhu dalam membentuk medium kaca. Bagi teknik bersuhu dingin, beberapa di antaranya merupakan ukiran, gosokan, amplas, sampai etsa dengan cairan asam.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Seni Cantik
2025-02-14 | admin9

Barang Sederhana ini disulap jadi Karya Seni yang Cantik

Kamu pasti nggak menyangka kalau dari barang-barang sederhana seperti tutup pulpen, peluit, bahkan sisa hasil meraut pensil bisa jadi hasil kesenian yang indah. Sulit dipercaya dari bahan-bahan yang jarang dilirik orang atau bahkan dibuang begitu saja bisa menghasilkan karya yang indah, tapi begitulah adanya.

Simak saja deretan gambar-gambar indah yang brilio.net lansir dari akun Facebook Bermain dan Belajar, Senin (16/11)

1. Dari tutup pulpen

Kata seni kriya tentu bukan hal yang asing di telinga kita, khususnya bagi pelaku Industri kreatif Indonesia. Singkatnya, seni kriya merupakan salah satu cabang seni rupa yang menghasilkan kerajinan (craft) dengan nilai seni.

Setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan yang beraneka ragam. Hal inilah yang memengaruhi keunikan hasil seni kriya dari berbagai daerah di Indonesia. Ketenaran seni kriya bukan hanya di tingkat lokal, namun sudah mampu menembus pasar internasional.

Istilah kriya sendiri diambil dari kata “krya” dalam Bahasa Sansekerta yang berarti ‘mengerjakan’. Hal ini merujuk pada seni kriya sebagai hasil dari pengerjaan manusia. Seni kriya juga sering disebut produk kerajinan tangan.

Merujuk pada pengertiannya, sebuah karya seni kriya memiliki manfaat praktis dalam kehidupan sehari-hari. Hal https://jknailsbeauty.com/ ini sesuai fungsi dari seni kriya, yakni sebagai hiasan, sebagai benda pakai, dan sebagai mainan.

Seni Kriya sudah dikenal sejak masa prasejarah

Produk industri kreatif ini sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Argumen ini didukung dengan fakta penemuan artefak-artefak seni kriya dari zaman batu muda atau zaman neolitikum. Bahan seni kriya pada zaman-zaman ini umumnya didominasi dari tanah liat dan batu.

Baca Juga3 Seni Tato Peninggalan Suku Indonesia Asli

Pada zaman batu, produk seni kriya lebih mengutamakan aspek fungsional dan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Misalnya, berbagai kapak untuk berburu, hingga alat bercocok tanam.

Ada juga berbagai patung, tembikar, moko, meja batu, dan berbagai seni kriya prasejarah lain yang fungsinya sebagai simbol-simbol spiritual. Ketika memasuki zaman logam dan perunggu, produk seni kriya semakin bervariasi dan bahannya didominasi dengan logam.

Macam-macam seni kriya

Ada berbagai jenis seni kriya yang bisa kita temui di pasaran. Jenis-jenis seni kriya ini dibedakan berdasarkan bahan pembuatan dan cara membuatnya. Menurut bahan pembuatannya, ada 6 jenis seni kriya yang kita kenal, yakni seni kriya berbahan kayu, tekstil, keramik, logam, kulit, dan batu.

Masing-masing bahan pembuat produk seni kriya tersebut menghasilkan berbagai benda yang kita manfaatkan sehari-hari. Furniture, kursi kayu, meja kayu, pajangan ukiran contohnya. Masing-masing benda tersebut merupakan hasil karya seni kriya yang kita gunakan dalam keseharian.

Selain itu, keseharian kita juga akrab dengan berbagai kain adat, tenun, dan batik yang menjadi hasil dari produk industri kreatif seni kriya tekstil. Sedangkan contoh produk industri kreatif seni kriya kulit dapat ditemui dalam tas kulit, sepatu kulit, hingga hiasan dinding berbahan kulit. Begitu juga dengan hasil seni kriya keramik, logam, dan batu yang sering muncul di sekitar kita.

Jika berdasarkan cara membuatnya, seni kriya memiliki 5 jenis, yaitu seni kriya pahat, seni kriya batik, seni kriya tenun, seni kriya anyaman, dan seni kriya bordir. Keanekaragaman cara pembuatan ini selain dipengaruhi bahan pembuat, juga kreativitas yang dimiliki para seniman seni kriya.

Komitmen Kemenparekraf terhadap industri kreatif seni kriya Indonesia

Kemenparekraf memiliki komitmen yang tinggi untuk memfasilitasi industri kreatif Indonesia termasuk di dalamnya seni kriya. Upaya dukungan ini berbentuk fasilitasi kerja sama antara desainer, UKM, dan manufaktur. Melalui fasilitasi ini diharapkan terbentuk kolaborasi antar pelaku subsektor yang dapat memajukan industri kreatif Indonesia.

Selain itu, Kemenparekraf juga melakukan promosi produk-produk kriya di dalam dan luar negeri, serta membuka akses permodalan, sebagai program-program utama untuk mendukung subsektor kriya ini. Promosi produk industri kriya Indonesia juga dilakukan dengan diikutsertakan dalam berbagai ajang pameran baik lokal maupun internasional.

Kita juga bisa mendukung upaya pemajuan industri kreatif seni kriya di Indonesia dengan cara ikut program beli kreatif lokal. Dengan bangga menggunakan produk industri kreatif Indonesia, kita juga dapat berkontribusi untuk membuat pasar produk lokal terus bergeliat.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Seni Tato Peninggalan Suku Indonesia
2025-02-05 | admin2

3 Seni Tato Peninggalan Suku Indonesia Asli

Mengacu pada KBBI, tato merupakan gambar atau lukisan pada kulit tubuh. Meski membawa stigma yang tidak baik di mata sebagian orang, seni tato rupanya merupakan warisan kebudayaan manusia yang telah tersedia sejak lebih dari 5.000 tahun lalu.

Peradaban Nusantara terhitung tidak terlepas dari seni melukis tato. Tiga suku di Indonesia terutama membawa tato dengan dengan ciri khas dan arti tersendiri. Berikut ini adalah tiga suku dengan dengan seni tato asli Indonesia.

Suku Mentawai

Suku Mentawai merupakan suku tertua di Indonesia sekaligus tidak benar satu tertua di dunia. Para pakar peristiwa memperkirakan nenek moyang mereka bermigrasi ke Kepulauan Mentawai pada tahun 2000 sampai 500 Sebelum Masehi.

Hingga kini, Suku Mentawai selamanya memegang teguh tradisi istiadat dan tradisi mereka. Salah satunya adalah seni tato atau rajah yang mereka sebut Titi. Seni tato asli Indonesia ini merupakan yang tertua di dunia dan diperkirakan telah tersedia sejak tahun 1500 SM, lebih tua dari tato Mesir kuno yang nampak tahun 1300 SM.

Makna Tato

Suku Mentawai menjadikan tato sebagai alat komunikasi bagi masing-masing anggotanya. Tato sehabis itu mewakili identitas tentang tanah asal, kedudukan sosial dan seberapa hebat sebagai pemburu. Bagi Suku Mentawai, tato terhitung menjadi simbol keseimbangan pada kehidupan dan alam sekitar. Karena itu, motif seperti bebatuan, hewan, dan tumbuhan harus mereka abadikan pada tubuh.

Selai itu, Mentawai membawa ratusan motif lain seperti busur, mata kail, duri rotan, area sagu dan lainnya. Meski berbeda, tato Mentawai membawa ciri khas motif berwujud garis-garis dengan dengan jarak tertentu, kebanyakan dengan dengan pakai jari.

Pengukirannya terhitung tidak serampangan dan terbilang ekstrem sebab selamanya pakai langkah tradisional. Sipatiti atau Sipaniti, orang yang pintar menato, pakai jarum kecil yang terpasang pada kayu panjang.

Ia mencelupkan jarum pada pewarna yang terbuat dari arang https://www.homepws.com/ tempurung kelapa dan perasan tebu sehabis itu mengukirkannya pada kulit dengan dengan langkah dipukul-pukul pelan. Prosesnya sendiri lumayan memakan waktu. Pengukiran kebanyakan bermula di pangkal lengan pas anggota menginjak umur 11-12 tahun.

Pengukiran sehabis itu berlanjut ke anggota paha pas memasuki umur dewasa, 18-19 tahun. Memasuki umur lebih dari 19, penatoan berlanjut ke anggota dada, telapak tangan, dan pusar. Setelah itu, tato pun diberikan ke semua tubuh.

Sayangnya, seni tato asli Indonesia ini tambah jarang terutama sebab masuknya agama dan pendidikan. Jika penasaran, kamu bisa lihat seni tato Suku Mentawai di Desa Madobak, Ugai dan Matotonan.

Suku Dayak

Seni tato asli Indonesia sehabis itu bisa kamu temukan di Pulau Kalimantan. Tradisi tato yang dikenal dengan dengan arti Tutang ini kebanyakan dipraktikkan oleh Suku Dayak Iban, Tunjung, Taman, Daratan, Kenyah dan Kayan. Seni rajah Suku Dayak terhitung terhitung tidak benar satu yang tertua di dunia yang bisa saja telah tersedia sejak tahun 1500-500 SM.

Pengukiran dan peletakannya pada tubuh terhitung tidak boleh serampangan sebab masing-masing wujud membawa arti dan manfaat tersendiri. Motifnya sendiri lumayan beragam, merasa dari salampang mata andau, buah terung, buah enggang. Ketam, kelingai sampai kalajengking. Motif sehabis itu terhitung membawa arti tersendiri.

Tato di leher kebanyakan menyatakan kedudukan seperti timanggong atau panglima namun tato buah terung membawa arti pangkat bagi penduduk Dayak. Selain itu, tato kelingai yang kebanyakan diukir pada paha atau betis melambangkan hidup yang tak pernah terlepas dari alam.

Makna Tato

Bagi Suku Dayak, tato bisa menjadi simbol identitas kelompok dan menyatakan bahwa pemilik tato merupakan keturunan asli Dayak. Tato terhitung merupakan simbol strata sosial dan kelas ekonomi. Semakin banyak tato bermakna tambah tinggi derajat mereka di masyarakat. Selain itu, tato asli Indonesia sehabis itu juga:

  • Erat kaitannya dengan dengan peribadatan, kesenian dan pengayauan (membunuh orang dan mengambil alih kepalanya) di masa lalu
  • Bisa menangkal pengaruh jahat dan berikan keselamatan pada diri
  • Menjadi penanda telah lulus Kinyah (seni bela diri dengan dengan sajam Mandau)
  • Penghargaan atas kedewasaan dan keberanian
  • Merupakan penanda telah merantau ke beraneka suku
  • Menjadi penanda siap menikah bagi wanita

Pengukiran pada tubuh kebanyakan pakai duri pohon jeruk atau salak. Selanjutnya, Pantang (sebutan untuk penato) mencelupkan duri pada tinta sehabis itu memukul-mukulnya pada kulit objek tato.

Tinta sehabis itu kebanyakan terbuat dari jelaga lampu yang telah tercampur dengan dengan air gula atau perasan tebu agar lebih pekat. Saat ini, selamanya tersedia generasi muda Suku Dayak yang mempertahakan tradisi tato mereka. Hanya saja, jumlahnya tidak sebanyak pendahulu mereka.

Suku Moi

Papua membawa tiga suku yang membawa tradisi membawa pengaruh tato. Salah satunya adalah Suku Moi di Kabupaten Sorong, Papua Barat. Seni tato asal Indonesia ini diperkirakan telah nampak sejak zaman Neolitikum. Orang Austronesia dan Asia yang bermigrasi ke kawasan Papua di zaman prasejarah kurang lebih 3.000 tahun sehabis itu berperan di di didalam mengenalkan tradisi tato pada Suku Moi.

Berbeda dengan dengan tato modern yang bisa bermotif kebanyakan sampai rumit, motif tato Suku Moi terbilang sederhana. Motif sehabis itu kebanyakan terdiri dari pola geometris dan garis-garis melingkar dengan dengan titik-titik berwujud segitiga kerucut atau tridiagonal.

Desain tatonya sehabis itu dapat ikuti wujud tubuh yang hendak di tato. Beberapa anggota tubuh yang kerap menjadi objek tato adalah dada, pipi, kelopak mata, betis, pinggul, dan punggung.

Tinta untuk tato kebanyakan terbuat dari campuran getah pohon langsat (loum) dengan dengan arang halus (yak kibi) dari hasil pembakaran kayu. Karena pemakaian bahan tersebut, warna tato terhitung condong simpel dan terbatas pada warna hitam, putih dan merah. Pengukirannya sehabis itu pakai duri pohon sagu atau tulang ikan yang dicelupkan pada tinta dan ditusukkan pada kulit anggota tubuh.

Bagi Suku Moi, tato merupakan hiasan tubuh sekaligus identitas diri. Semakin banyak tato, maka semain besar rasa bangga mereka. Sayangnya, seni tato asli Indonesia ini terancam punah dan cuma bisa kamu jumpai pada generasi tua Suku Moi. Karena telah dianggap kuno dan tergerus modernisasi, generasi muda Suku Moi telah meninggalkan tradisi tato tersebut.

Share: Facebook Twitter Linkedin