Sebelumnya, kita telah membahas tentang sejumlah media seni rupa dua dimensi, merupakan lukisan, drawing, dan cetak grafis. Kali ini, kita akan menelusuri ragam media seni rupa lainnya, merupakan wujud karya tiga dimensi (3D).
Secara awam, perbedaan mencolok dari karya-karya seni rupa tiga dimensi dibanding dua dimensi, merupakan eksistensi tinggi, lebar, dan panjang yang membuatnya dapat mengokupasi ruang jasmani dan dapat dipandang dari seluruh sudutnya. Sedangkan, karya seni rupa dua dimensi terdiri dari gambar yang dihasilkan di atas permukaan datar, membuatnya cuma dapat dinikmati dari tinggi, dan lebarnya.
Lantas, apa saja ragam karya-karya seni dengan wujud tiga dimensi? Bagaimana ragam teknik yang diaplikasikan penggiat seni? Serta, seperti apa perkembangannya dari masa ke masa? Simak selengkapnya dalam tulisan ini.
Menginformasikannya rupa tiga dimensi: Perkembangan, ragam, dan mediumnya
Format Artdex, ragam media seni rupa tiga dimensi tradisional seperti patung dan relief telah ada sejak awal dari peradaban, dan menjadi bukti dari kebutuhan berekspresi manusia.
Selain paling awam dari karya seni tiga dimensi merupakan patung, tapi perkembangan pesat seni sebagai ekspresi pemikiran individu di abad ke-20 telah melahirkan bermacam-macam wujud baru dalam media yang satu ini. Salah satunya terlihat dalam seni instalasi dan performans yang jadi varian baru seni rupa 3D di era kontemporer.
Menariknya, mengabarkannya AMUSING PLANET, salah satu obyek seni rupa tiga dimensi pertama yang pernah ditemukan berbentuk patung dan berasal dari 230.000 tahun sebelum masehi.
Patung kecil bernama “Venus of Berekhat Ram” itu ditemukan pada 1981 di tengah ekskavasi di tepi Danau Ram, di Dataran Tinggi Golan yang berlokasi di antara Negara Suriah dan Israel.
Bentuknya “Venus of Berekhat Ram”, ada sederet patung kecil sejenis lainnya yang ditemukan di bermacam-macam komponen Benua Eropa. Berdasarkan disinyalir menyerupai perempuan, yang dipercaya menjadi simbol kesuburan perempuan, serta diaplikasikan untuk bermacam-macam ritual dan upacara adat.
Di sisi lain, wujud karya tiga dimensi juga terus berkembang selama peradaban kuno, seperti Mesir kuno yang mengaplikasikan paham karya ini pada monumen Sphinx.
Lalu, Yunani kuno mendekorasi bangunan Parthenon dengan bermacam-macam patung, sampai perkembangan agama Hindu dan Buddha di India yang menuangkan kisah kepercayaannya melalui bermacam-macam relief dan patung.
Baca Juga : Barang Sederhana ini disulap jadi Karya Seni yang Cantik
Patung
Akhirnya laporan Artdex, patung-patung kecil yang dipahat secara kasar hal yang demikian menjadi model dari upaya para leluhur untuk menuangkan ekspresi kepercayaan mereka ke wujud jasmani, karya seni. Biasanya, patung, menjadi wujud seni rupa tiga dimensi yang paling populer diaplikasikan masyarakat terdahulu.
Sedangkan, selain dari mineral batuan, patung terdahulu terbuat dari kayu atau logam yang diolah mengikuti wujud manusia, binatang, malahan motif abstrak.
Relief
Berbeda dengan patung yang seluruh sisinya diolah untuk menghasilkan sebuah wujud utuh, relief jadi elemen latar dari karya seni yang lebih besar, khususnya bangunan. Relief yang lazimnya diolah dari ukiran maupun pahatan ini, dapat dijumpai di permukaan candi, kuil, monumen, dan daerah bersejarah lainnya.
Sedangkan Indonesia sendiri, kita dapat melihat bermacam-macam relief dalam bermacam-macam candi termasuk Borobudur yang membuktikan kehidupan sang Buddha dan ajaran-ajarannya.
Semasa perkembangan media seni rupa yang satu ini, para penggiat seni telah mengoptimalkan bermacam-macam ragam teknik seni rupa tiga dimensi yang diaplikasikan untuk mengolah material seperti batu, kayu, logam, atau tanah liat, malahan kaca, demi menjadikannya obyek seni yang diinginkan.
Berikut merupakan model dari teknik yang diaplikasikan para penggiat seni untuk karya 3D:
1. Ukiran Batu atau Kayu
Berikutnya teknik seni patung ukiran, penggiat seni lazimnya menghilangkan sejumlah komponen dari material yang diolahnya untuk mendapat wujud yang diinginkan.
2. Cor Logam
Melalui, teknik cor lazimnya diaplikasikan untuk mengolah bahan dasar logam. Material https://www.braxtonatlakenorman.com/ hal yang demikian dilelehkan ke dalam cetakan yang telah disiapkan, untuk membuat komposisi patung baru. Salah satu ragam logam paling populer yang diaplikasikan pematung merupakan tembaga.
3. Las Logam
Bagi karya-karya yang terbuat dari modul-modul logam terpisah, teknik las menjadi cara akurat untuk menggabungkan antar fragmen sebuah karya. Berikutnya pengelasan, dua atau lebih komponen logam dapat disatukan.
4. Teknik Seni Kaca
Bagi pembentukkan karya seni berbahan dasar kaca, banyak teknik yang awam diaplikasikan penggiat seni. Teknik- teknik itu memanfaatkan permainan suhu dalam membentuk medium kaca. Bagi teknik bersuhu dingin, beberapa di antaranya merupakan ukiran, gosokan, amplas, sampai etsa dengan cairan asam.